Skripsi Ditiadakan, Suatu Kemunduran Dalam Pendidikan

Berkaca pada status teman saya di akun facebooknya yang mengungkit isu dihapusnya ujian skripsi oleh pak presiden jokowi, menjadikan tulisan ini hadir di tengah-tengah kita sebagai tanggapan atas perihal tersebut. Secara nasional semuanya akan merespon regulasi baru pemerintah terhadap dunia pendidikan di indonesia. Seluruh media wajib mengangkat tema yang krusial ini, mengingat hasil konvensi akan menentukan arah pengembangan bangsa indonesia ke depan. Sebelum menjadi doktrin, semuanya harus dikaji secara mendalam sebelum di implementasikan ke dalam kurikulum yang berakibat fatal. Apakah diganti dengan format yang sama namun tujuan sebagai peneliti tidak di pisahkan, atau di ganti formatnya dan slogan tri dharma perguruan tinggi di lenyapkan.

Pro dan kontra ialah suatu kewajaran, yang tidak wajar jika kita vakum dan hanya menjadi penonton padahal semua itu akan menentukan hidup mahasiswa itu sendiri. Memuji sampai mengecam pun tidak terelakkan dari korbannya. Yakni mahasiswa, mereka akan turun ke jalan dengan memboncengi organisasi besar mengatas namakan generasi masa depan, entah itu menolak atau mendukung. Lihat dan tunggu saja pemeran utamanya dalam melakukan drama di negeri yang congkak ini.

Pandangan awam terhadap sarjana.
Anggapan masyarakat awam tentang sarjana saja banyak menganggur masih belum bisa tergantikan, mereka yang tidak menginginkan pendidikan tinggi masuk ke ranah keluarganya dengan alasan ekonomi, tidak praktisnya, kurang berproduktif, dsb. memegang dogma itu sebagai alasan mereka. Cukup sampai 12 tahun saja menimba ilmu sisanya anak kita harus mencari pekerjaan. Kata orang tua mereka.

Untung-untung sukses melalui jalur tersebut. Namun, harus di ingat sedikit yang sukses dengan menyandang gelar sarjana. Melainkan besar peluang kesuksesan jika menyandang gelar di belakang namanya. Tapi kenapa mereka masih banyak mengganggur? Kata mereka lagi. Menurut saya itu berkat usaha yang kurang maksimal dalam proses pencarian pekerjaan, serta kurangnya penerapan dalam ilmu yang di berikan oleh dosen sehingga dalam implementasinya tidak terkesan memuaskan oleh para rekrutmen.
https://aspirasimahasiswakarimunblog.blogspot.co.id/2016/05/tulisan-yang-saya-suguhkan-tidaklah.html

Pandangan terhadap agama - pendidikan untuk kehidupan duniawi dan surgawi.
Hidup ke depannya adalah cerminan kita di masa lalu, apa yang kita kerjakan dan kita tulis di lembaran hidup ini akan menuai di hari kemudian. Itulah ketetapan Tuhan, yang mengaku maha adil. Benar adanya, Allah swt itu maha adil, terlebih maha bijaksana. Melebihi bijaksananya hakim di pengadilan. Hakim saja pernah khilaf dalam memutuskan perkara, hingga beberapa berita mencuat akan kredibilitas seorang hakim.

Allah swt adalah tuhan yang sempurna. Bijaksananya melewati batas akal manusia sehingga sulit bagi kita menilai tindakan yang Allah berikan. Terkadang kitapun tidak bisa menerima takdir, namun sekali lagi inilah rahasia-Nya, pada akhirnya semua akan terasa indah. Disaat susahnya kita dalam menyusun skripsi maka disaat itu juga pepatah berakit-rakit dahulu berenang-renang ketepian mulai menunjukkan jatinya. Maka saat itu juga kita merasakan keadilan tuhan yang tanpa di sadari sebelumnya.

Sesungguhnya, al qur'an di turunkan kepada Rasulullah dengan wahyu pertamanya ialah surah iqro yang ayat pertamanya berbunyi "bacalah". Jadi dengan turunnya perintah allah melalui kitab suci tersebut mengindikasikan bahwa dengan membaca maka ilmu akan kita peroleh, lalu di amalkan dan di bagikan ke orang ramai.

Semoga bermanfaat..

Posting Komentar

0 Komentar