Mencari Yang Sempurna | Bagian 1



Jika membaca situasi anak muda zaman sekarang rasanya tepat jika isu ini disinggung dalam blog  irudnews.com. Pemuda-pemudi yang sadar akan masa depan telah berani untuk beranjak ke jenjang yang berikutnya, fenomena nikah di usia mudapun sudah merambah di berbagai daerah. Tak mau ikut ketinggalan, akhir-akhir ini karimun di isi dengan berita-berita pernikahan anak muda. Dengan modal cinta dan harapan mereka yakin bahwa inilah jodohnya, kekasihnya sepanjang hayat, dan pasangan yang bisa membuat rumah tangga kelak menjadi sakinah mawadah warohmah.
 
Lalu, bagaimana dengan nasib yang belum mempunyai calon suami/istri –bukan pacar-. Bersabarlah, ya itu la jawabannya. Rasanya mudah sekali menjawab sabar, namun berat sekali untuk menjalaninya. Ketika teman sudah mulai menjalani bahtera rumah tangga, kita selalu dihadapkan dengan pergantian pasangan yang selalu tak berujung manis, silih berganti. Alhasil, fakta yang terjadi di era modern ini memang seperti itu. Sedikit ditemui pemuda/i yang konsisten dan selalu beristiqomah untuk tidak terjerumus ke dalam dunia percintaan, terlebih menjaga pandangan dari lawan jenis. Walau ada, mereka itulah manusia yang tidak akan rugi. Sebab jodoh yang mereka dapatkan kelak akan sama seperti kepribadian, akhlak dan amal mereka.
Jodoh adalah cerminan diri kita. Semua orang beriman percaya itu, konsep jodoh seperti ini. “jika kita bergaul dengan tukang minyak tentu kita akan bau minyak, kalau kita dekat dengan tukang parfum baju kita pastilah bau parfum”. 
An-Nur ayat 26 :
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
Namun di lain waktu, terkadang ada wanita sholehah mendapatkan suami seorang pemuda mantan preman. Percaya atau tidak hal ini bukan tanpa alasan, Allah mempertemukan selalu mempunyai sebuah alasan, nalar kita terbatas, apa yang tuhan lakukan tidak bisa kita menduga. Inilah rahasi-Nya. Jika menganalisis hukum sebab-akibat tersebut, pemikiran positif harus diutamakan, boleh jadi Allah melakukan tersebut untuk mengajarkan kepada wanita sholeha, baik itu kesabaran, kepercayaan, dan juga memberi cobaan tantangan yang semakin seorang sholeha semakin tingkat cobaaan yang diterpanya. Alasan yang lebih logis lagi adalah kemungkinan dengan jalan seperti itu sang pemuda bisa terbawa kejalan yang baik. wawlahu’alam.
Pada dasarnya, manusia tidak berhak mengira-ngira jodohnya siapa, karena sungguh yang mengatur hal itu adalah sang maha pembolak balik hati yang mengetahui setiap isi hati yang tersembunyi, pemilik bumi cinta dan seluruh isinya. Tugas manusia sebagai mahluk adalah terus memperbaiki diri. memang tidak dipungkiri di dalam hati berharap, “semoga dia adalah jodohku” bahkan tak elak selalu menyelipkan namanya dalam sujud panjang, apakah kalian seperti itu ? Rasanya iya, jika melihat update status galau kalian selalu di posting di jejaring sosial.
So, mulai saat ini fokuslah memperbaiki diri, memantaskan diri. Coba evaluasi dan tanya diri kita sudah pantaskah kita menjadi seorang ayah, sudah layakkah kita menjadi seorang ibu. Karena pernikahan tidak hanya antara kamu dan dia, tapi juga antara kamu dan anakmu dengan anaknya kelak, pada level ini modal cinta dan sayang saja tidak cukup. Butuh ilmu, butuh kesadaran serta kesabaran dalam mendidik anak dan menjadikannya generasi yang shaleh dan shaleha, karena itulah sejatinya pernikahan, melanjutkan keturunan untuk melahirkan generasi shaleh dan shaleha.

Posting Komentar

0 Komentar