Sifat Pemuda Yang Selalu Menunda-nunda Dalam Mencari-Nya


Assalamualaikum Wr. Wb

Mempelajari ilmu agama sangat penting bagi seluruh umat beragama, tidak heran bila di pendidikan Perguruan Tinggi ilmu agama maspih tetap di pelajari. Mahasiswa dituntut untuk benar-benar memahami dasar-dasar agamanya agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif, sesuai dengan rumusan para pahlawan kita yang mereka tanam pada point pertama di pancasila yang berbunyi ‘Ketuhanan yang maha Esa.’

Sangat sedikit pemuda generasi bangsa ini memikirkan nasib agamanya di indonesia sekarang, apa lagi berkarya dengan mengkritisi berbagai persoalan agama yang berhubungan dengan kemajuan suatu bangsa terhadap perkembangan pemuda di zaman ini. Artinya semangat pemuda yang berlandaskan Islam. Hanya segelintir pemuda dan mahasiswa yang terjun di dunia ini, mereka yang ada itu pun berasal dari kampus islam indonesia yang ternama. Apa salahnya kita mahasiswa Universitas Karimun –bukan kampus islam- membahas persoalan yang terjadi sekarang, banyak sekali persoalan yang berkaitan pelanggaran-pelanggaran terhadap agama. Khususnya para mahasiswa dominan yang memeluk agama islam di kampus almamater kuning ini.

Pada dasarnya permasalaan agama bukanlah kita sebagai mahasiswa yang menyelesaikannya, ada ulama dan para ahli theology serta pakar pendidikan islam yang bisa menjelaskan bahkan bisa menyelesaikan kasus-kasus tersebut. Tapi bukan itu satu alasan sehingga kita sebagai mahasiswa tidak ikut andil dalam masalah tersebut. Kita bisa membantu –walau tidak menyelesaikannya- mereka dengan melakukan berbagai diskusi dengan dosen-dosen yang berpotensi, atau juga melakukan diskusi umum melalui organisasi-organisasi islam, kuliah umum, membuat forum diskusi di media sosial serta lain-lainnya, akan tetapi kegiatan tersebut harus sesuai dengan tuntunan Al-quran dan Sunnah. Bukankah kita yang ingin menyandang gelar S1 sebelumnya harus melakukan penelitian?? Maka tidak salah bila hal ini saya wacanakan untuk program BEM Universitas Karimun kedepannya.

Sangat sulit untuk memulai kegiatan yang baik dengan hal yang mudah agar menarik perhatian orang ramai, perlu bukti nyata dan proses yang lama serta penuh cobaan agar keinginan ini bisa terwujud. Fasilitas yang ada memang tidak memadai, animo mahasiswa terhadap program ini sangat kurang, bahkan pihak ke tiga yang harusnya menfasilitasinya saja belum terniat untuk melakukan ini karena berbagai pertimbangan. Namun ini bukan sifat pesimis tetapi ini sifat yg cenderung untuk berwas-was dalam betindak. Di mana kita harus mengetahui rintangan-rintangan yang di lalui agar program ini mulus dan kedepannya terus berlanjut.

Dewasa ini bukan saja kalangan mahasiswa, tapi kalangan pemuda-pemudi juga sudah jauh dari ajaran-ajaran agama islam, banyak kasus-kasus yang dilatarbelakangi oleh dasar-dasar agama yang tidak dipahami oleh mereka. Contohnya tidak bisa mengerjakan sholat karena tidak hafal bacaannya, tidak bisa baca tulis bahasa arab dan lebih parahnya lagi tidak bisa bershalawat sekali pun. Boleh jadi ini terjadi karena pola fikir mereka yang masih terlalu muda untuk beribadah kepada sang pencipta. Kemungkinan ini bisa terjadi mengingat sedikit sekali sumber yang mengingatkan pada mereka di lingkungan luar sana, ini bebeda sekali dengan mahasiswa yang ada di setiap kampus dimana sumbernya selain dosen, ada perpustakaan, mading, seminar, disukusi, dan lain-lain.

Fenomena seperti ini sangat mengkhwatirkan sekali bila pemikiran pemuda-pemudi masih seperti itu. Bisa-bisa suatu organisasi atau kelompok yang disisipi oleh paham-paham yang berbau radikal serta sesat bisa diterima oleh akal mereka karena kurangnya imam dan cenderung menginginkan ajaran yang instan, lalu dengan mudahnya musuh manusia yaitu syaitan merasukinya.

Alih-alih ingin belajar sholat serta mengaji setelah menikah atau setelah memasuki usia tua, mereka malah terjerumus ke lubang syaitan, sebab terlambatnya niat mereka untuk belajar dan berubah menjadi yang lebih baik. Kekhawatiran semacam inilah yang menjadi landasan saya untuk menulis karya ilmiah yang sedang anda baca. Agar tulisaan ini bisa di muat di mading/majalah atau pun tempat yang baik supaya tersebar kebaikan-kebaikan di tulisan ini pada mahasiswa Universitas Karimun. Serta bisa menjadi sebuah awal dalam segala kebaikan di jiwa mahasiswa lainnya akan pentingnya menyebarluaskan ilmu agama.

Proses untuk merubah akhlak sesorang memang tidak mudah, apa lagi dengan karya tulisan semacam ini yang jauh dari kata sempurna. Tapi ini semoga saja membawa manfaat dan mudaratnya untuk siapa pun, karena segala sesuatu perbuatan yang berniat baik pasti tidak ada yang sia-sia dan pasti punya dampak yang baik pula.

MEMAHAMI DASAR-DASAR ISLAM
Budayakan membaca sampai tuntas.

Setiap orang-orang mempunyai batasa-batasan pemikiran yang tidak bisa disamakan bila membahas Tuhan, tetapi saya berusaha menjelaskan secara irasional sesuai tingkat pemahaman di kalangan mahasiswa dan pemuda yang condong lebih menginginkan contoh dan tidak berkepanjangan dalam menjelaskan sesuatu.

Di dalam menjelaskan pemahaman agama memang dibolehkan secara panjang agar pesan yang di dapat benar-benar dihayati dan diamalkan, tetapi hanya untuk manusia yang khusus dan tidak untuk orang yang  hanya berstatuskan agama islam di KTP-nya, terlebih pemuda yang ingin mengerti bila dijelaskan hanya mau secara instan.

Mencontohi sesuatu makhluk atau ciptaan Tuhan untuk menjelaskan pemahaman tentang agama sah-sah saja, kecuali memahami tentang keTuhanan yang tidak bisa mengacu pada makhluk tersebut. Akan tetapi yang ingin ditekankan disini, pemahaman yang saya berikan tentang keTuhanan tidak terlepas dari kepercayaan kita semua bahwa Tuhan itu maha Esa, artinya Ia tidak membutuhkan apa pun, tidak beranak, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Ia satu/tunggal. Saya hanya mencontohi ciptaan-Nya untuk memahami keesan-Nya, bukan untuk meyakinkan bahwa Tuhan seperti makhluk ciptaan-Nya itu.

Saya sadar sangat berdosa bila salah mengartikan maksud dari kata-kata yang sulit untuk dijelaskan dalam karya tulisan ini, tetapi inilah upaya seorang hamba-Nya untuk menyebar-luaskan ilmu agama terlebih pengetahuan keTuhanan secara irasional di zaman modern ini. Kekhawatirkan akan adanya hujatan atau semacamnya membuat saya awalnya sedikit goyah, tetapi demi membantu menyelamatkan generasi umat serta ketakutan akan dikatakannya seorang yang menyembunyikan ilmu, atas dasar tersebut saya menghiraukan itu semua.

Kini saatnya saya berusaha menjelaskan pemahaman tentang keTuhanan agar kita bisa lebih mengenal Tuhan agamanya Islam. Di pancasila Tuhan disebut maha Esa, artinya satu/tunggal/tidak beranak/tidak makan dan tidak membutuhkan apapun maupun tempat. Esa-Nya tuhan memiliki 3 jenis yang harus di pahami. Yaitu Esa menurut Dzat, Esa menurut Sifat, Esa menurut perbuatan. Ini adalah pendapat dari seorang pakar tafsir terkemuka, yaitu Prof. Dr. Qurasih Shihab.

Tuhan itu satu dan tidak membutuhkan unsur apapun, bisa kita pahami dengan mencontohkan ciptaan dari makhluk-Nya sendiri. Misalnya, sebuah jam tangan tidak bisa dikatakan sebuah jam tangan bila (tali, jarum, batrai) tidak ada. Otomatis sebuah jam tangan wajib memiliki unsur-unsur tersebut sehingga dapat dikatakan sebuah jam tangan. Jika untuk Tuhan, Ia tidak terdiri dari unsur/tidak membutuhkan apapun hinga membutuhkan manusia sekali puntidak mungkin Tuhan membutuhkan langit untuk bertempat tinggal padahal langit adalah ciptaan-Nya. Maka Ia pantas disebut Tuhan yang tunggal dan pantas juga Ia menyombongkan diri-Nya sendiri dengan mengatakan Aku Tuhan yang maha esa, serta didukung dengan pernyataan dari Al-quran,”Tiada sekutu baginya.”

Jika pertanyaannya kenapa kita harus memahami sifat Tuhan? Maka saya menjawab agar kita bisa membedakan yang mana Tuhan yang mana karya-Nya. Allah memiliki sifat melihat, begitu juga dengan manusia. Tetapi apakah sama sifat melihat-Nya dengan sifat melihat manusia? Tentu ini sudah menjadi jawaban yang lebih tepat untuk memaknai keesaan Tuhan dalam sifat-Nya.

Semua yang terjadi pada alam raya ini tidak terlepas dari campur tangan-Nya, daun yang kering tidak akan jatuh tanpa seizin-Nya, hal kecil seperti daun saja diaturnya apa lagi manusia. Jin, iblis dan manusia bila bersatu tidak akan bisa meruntuhkan kekuasaan-Nya, karena perbuatan mereka tersebut telah di atur dan dibatasi oleh-Nya. Penjelasan ini amat singkat bila anda tidak memahaminya berarti Tuhan telah ikut campur dalam proses bernalar anda.

Ketika kita telah usai membahas keesaan Sang Pencipta maka tidak salah jika kita membahas ciptaan-Nya yang terlalu agung untuk bisa ditiru. Beberapa hari yang lewat terjadi gerhana matahari telah di berbagai belahan bumi, tak terkecuali di indonesia. Bukan proses terjadinya gerhana matahari yang ingin disampaikan, tapi ketakjuban dan ketidakberdayaan untuk berlama-lama dalam melihat sinarnya setelah selesai terjadi gerhana matahari.

Fenomena ini mengingatkan kita kepada tulisan diatas tadi, sifat Tuhan dalam perbuatan-Nya. Tidak ada yang bisa menandinginya meski jin, iblis dan manusia bersatu sekalipun. Pertanyaannya. Melihat hasil karya ciptaan Tuhan saja manusia tidak mampu, bagaimana kita ingin melihat Tuhan??

Dahulu Nabi Musa pernah ingin melihat Tuhan, setelah dialog Tuhan lantas menjawabnya. Ia menyuruh nabi Musa untuk mengahadap ke gunung, dan didapatinya sinar terang yang mengalahkan sinar dari matahari, seketika itu Nabi Musa tersungkur lalu pingsan saat melihat gunung tersebut hancur dan berantakan.

Jadi, tulisan di awal tadi tidak menjelaskan tentang sebuah upaya untuk melihat Tuhan dengan mencontohkan makhluk ciptaan-Nya. Melainkan menjelaskan -hanya sebatas mengenal- Tuhan dari segi pemahaman yang mudah agar bisa diterima dikalangan mahasiswa dan pemuda. Lalu di bagian akhir saya berusaha memperkenalkan kejadian masa sekarang dan peristiwa masa lalu yang saya anggap bisa menambah keimanan kita terhadap Allah Swt dan lebih giat lagi dalam beribadah pada-Nya.

Semoga bermanfaat :)
Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq. Salam Pergerakkan!

Posting Komentar

0 Komentar