Kisah Cinta Laksmana

Senin di pagi hari, 9 April 2012

Karimun di pagi hari. Semua terasa lengkap, termasuk atribut ospek. Namun kekhawatiran muncul di perjalanan. Sebab. Sekarang pukul 07:15, ospek di hari pertama telah di di mulai 15 menit yang lalu. Alih-alih menunggu sanksi yang diterima, diluar dugaan, Tomy dipersilahkan masuk ke gerbang kampus. Ternyata hanya ia sendiri yang di persilahkan masuk. Sehingga hatinya betanya-tanya, siapakah dia?

Selama ospek berlangsung Tomy mencari orang tersebut. Ketika istirahat, wanita tersebut terlihat sedang makan siang sendirian di kantin. Ia lantas beranikan diri untuk mendekatinya.

“Menikmati mie ayam tanpa teh sosro dingin sepertinya kurang afdol, nih ambil satu.“ Tomy tawari dengan sebotol teh sosro.
“Eh kamu, terima kasih“ jawab wanita tadi. “Kok diam, kamu gak lapar? Jangan liatin terus, nih ambil kalau mau“ Wanita tersebut menawarkan. Sepertinya wanita itu bisa membaca fikiran Tomy yang sedari tadi hanya melihat wajahnya.
“Udah tadi barusan selesai, tidak kok.., dari tadi saya hanya melihat botol sosro ini,“ lanjut Tomy dengan sanggahannya.
“Melihat apa? Airnya sudah habis, kok dilihat?“ Pertanyaan yang menyudutkan. Mata itu berhasil melumpuhkan Tomy, menjerat nafsu jiwa dan mengurungnya kedalam gejolak cinta.

Nama wanita itu Gayatri Rajapatni, jurusan keguruan semsester 3. Hidungnya pesek namun cantik untuk seukuran wanita indonesia. Perkenalan mereka di kantin begitu singkat tetapi cukup berkesan, Tomy ingin berlama-lama, memandang Tri yang memikatku itu. Tapi, setelah menyantap mie ayamnya Tri pergi begitu saja ke ruang panitia ospek, kecewa jadinya Tomy.

Tiba waktu yang didambakan Tomy, yakni memamerkan puisi cinta ke semua orang di sesi terakhir ospek, isinya sebenarnya untuk seseorang. Orang itu tidak lain adalah kakak tingkat yang di taksirnya. Acara di kemas apik oleh panitia, puisi yang bertemakan asmara berlantunkan romantis, sedikit humoris, membuat semua yang hadir terbawa ke alunan kisah asmara yang menyegarkan, tak terkecuali gelak tawa juga mewarnai.

“Jadikanlah aku raja di istana hatimu“ sebuah bait penutup yang Tomy ucapkan.

Setiba dirumah, Tomy segara mencari data tentang Tri. Status, tempat tinggal, keluarga, hingga asal-usulnya dicari melalui media sosial. Tampaknya Tomy telah jatuh hati pada seorang wanita yang lebih tua darinya.
Matahari mulai meredupkan cahayanya di senja, menjelang malam, cahaya rembulan menemani Tomy disaat ia menuliskan catatan harian. Mimpinya malam ini adalah menyebut nama Tri, mimpi ingin memeluk erat tubuh Tri dan memilikinya.

16 April 2012, Senin kedua di kampus
Gelora merah langit pagi, bagai tersipu malu melihat tingkah Tomy sedang tergila-gila kepada seorang wanita. Pas seminggu sudah ia berkenalan dengan Tri, kini ia sudah akrab dengannya. Namun kebahagiannya terganggu. Ia gelisah. Sebab, Tri yang dapat meluluhkan hatinya tidak didapati pagi ini. Setelah lama mencari, siangnya Tri terlihat di parkiran, sedang berkutat dengan sepeda motor yang susah untuk keluar. Tomy menghampiri dan membantunya. Ia tak berdaya di samping Tri, hatinya seperti meronta ingin mengungkap hasrat tanpa bisa dikendalikan.

“Terima kasih sudah membantu ku.“
“Ia sama-sama, mau pulang ya kak?”
“Tidak, mau ke perpustakaan dulu baru pulang.“
“Boleh ikut,” lanjutnya. Tiba-tiba ia menawari Tomy.

Di jalan Tri mengatakan “Jangan memanggil kakak ya, anggap saja kita sebaya,“ Tomy mengangguk tanda mengerti. Kumis yang hitam, sedikit jenggot bergantung di dagu. Serta tubuh Tomy lebih tinggi darinya, memungkinkan Tri seperti itu.

Tomy juga menyukai buku, apa lagi tentang ilmu kelautan. Jurusan yang di gelutinya di Universitas Karimun. Ketika sedang asik sendiri, ia terkejut. “Aku mau pulang“ kata Tri. Kenapa? keluh Tomy dengan meletakkan kembali buku yang dipegangnya. Tri diam lalu menuju pintu keluar. Sesekali di perjalanan pulang ia sempatkan bertanya apa yang dicari Tri. Namun tidak di gubris. Andai rasa penasaran ini berakhir dengan bahagia, seribu satu cara akan kukerahkan untuk menggali isi kepalanya, agar terkuak segala permasalahan yang dihadapinya! Geram Tomy.

“Aku mau ke café.“
“Aku ikut,“ sahut Tomy
“Tidak usah, aku lagi mau sendiri.“
Tomy segera mencari alasan agar bisa ikut.
“Aku kan mahasiswa baru, jadi aku ingin tahu apa itu SKS, IPK, BEM, HIMA.“
Tanpa harus menjawab Tri pergi begitu saja.

Rasa penasaran tomy mengalahkan rasa malunya, lantas ia menyusul Tri hingga tiba di cafe. Tri tersenyum sambil menggelengkan kepala, tanda tidak percaya apa yang dilihatnya.

Di sana mereka disuguhkan makanan dan minuman, Tri adalah orang kaya, laptop, gadget, dan dompet yang besar serta gelang emasnya yang mencolok sudah menyakinkan Tomy. Diskusi mereka begitu asyik, sehingga tak sadar suara orang mengaji terdengar, waktunya Tri pulang kerumah. Waktu Tri memang terbatas, tidak seperti Tomy yang bebas.

Agaknya, terlihat Tri berusaha membuat Tomy penasaran. Ia merupakan wanita yang berbeda, tidak semudah unutuk ditaklukkan oleh setiap pria, terlebih perkenalan yang baru seumur jagung. Hingga muncul beribu tanya dan sejuta rindu di benak Tomy, bila tidak turuti kehendaknya, hatinya meronta-ronta ingin mencari kebenaran demi meraih kenikmatan yang tiada berakhir (Cinta).

“Kecantikan sempurna yang tak terlukiskan telah melumpuhkan jiwa Tomy saat bersama Tri“


Hanya satu cara untuk mewujudkan hasrat Tomy. Bertemu langsung, mengajak Tri kencan dan bukan lagi merenung ditempat. Kemudian, kencan di sabtu senja Tomy sampaikan di kampus. Tri tertarik. Sebab, hari itu bertepatan ia dan teman-temannya melakukan refreshing ke pantai pelawan. Sebuah wisata alam andalan karimun.

Teruskan membaca Sabtu sore di pantai pelawan

Posting Komentar

0 Komentar