HATI


Percayakah engkau hati, suara itu menjatuhkanku pada rasa yang berbeda.
Mengertikah engkau hati, bait demi bait lantunan merdu itu menjadikan aku merindui-Nya
Aku yang pendosa.
Tetesan darah demi darah membasahi ragaku.
Tangisan kecil penuh malu hiasi pipiku.

Rabbi..
Entah sebesar apa dosaku dulu.
Aku begitu hancur menyaksikan kenangan bertahta kenistaan.
Kepedihan itu seakan tak terbendung.
Pecah, peluh, isak deraian air mata melewati hatiku yang tersayat-sayat.

Deburan ombak itu mengajakku pergi.
Ia meraihku, memaksaku, terbawa dalam buaian dusta.
Bibir ini seakan bungkam.
Lidah kelu dalam diam.

Rabbi ..
Langkahku tertatih dan berhenti.
Ribuaan cacian, makian menerpaku.
Entah berapa kali badai melandaku.
Dan aku kembali terjatuh dalam jurang kelam.

Rabbi ..
Sesukar inikah hijrahku?
Sehina inikah pilihanku?
Panggilan ku untuk kembali ke jalan-Mu adalah hadiah.
Hadiah saat aku jatuh terpuruk dan gelisah.

Rabbi ..
Aku menyerahkan hatiku
Aku menyerahkan ragaku

Jagalah mataku dari mereka yang berbuat maksiat.
Jagalah mulutku dari mereka yang membicarakan sesama.
Jagalah tanganku dari perbuatan tercela.
Jaga dan tuntunlah kakiku untuk selalu berada jalan baik atas ridho-Mu.

Aku belajar, belajar dari NOL
Siapalah aku, masih buta akan agama.
Masih layak dipanggil pendosa.
Masih jauh dari kata solihah.

Kehidupan nyata adalah saat engkau faham dan mencintai dirimu dan hidupmu. Wanita yang paling buruk masa lalunya, bisa jadi menjadi wanita paling baik masa depannya. Sholihah adalah saat engkau berani berubah karena lillahi ta'ala. Jadilah engkau wahai cinta. Terbanglah, sejauh mungkin. Dan jika engkau belum mendapatkannya, datanglah kepada pencipta-Nya. Jodoh itu saat engkau terjatuh. Dia datang membawa harapan dan lamaran.


#dakwah
#hizbuttahririndonesia
#muslimah

Posting Komentar

0 Komentar