Cerita Sore ; Mobil Kecil Bapak Tua Mogok di Tengah Jalan Batu Lipai


Foto di atas tidaklah seperti cerita yang ingin aku sampaian sore ini. Bentuk mobil kecil bapak tua yang ingin aku ceritakan sangat jauh seperti foto diatas, sengaja tidak aku foto kejadian tadi. Rasa malu bukan menyelemimutiku tetapi rasa iba yang mendorong aku untuk memutuskan foto di atas sebagai kebalikannya atas apa yang aku lihat barusan.

Hari ini sengaja aku pulang melalui jalan bawah yakni melewati depan salemba, tidak seperti biasanya aku melewati jalan ini. Karena jalan yang sering kulalui adalah melewati jalan poros menuju arah batu lipai.

Saat di pertigaan lampu merah simpang tiga SMA 2 Karimun, ku melaju dengan gigi dua lalu transaksi ke berikutnya. Tiba di gang pertama rumahku, kejadian yang tidak disangka terjadi tepat disebelahku. Saat aku berpapasan dengan seorang pengendara mobil tua di jalan jalan Batu Lipai. Spontanitas aku menoleh, ternyata mobil kecil bapak tua, yang selama ini menjadi buah bibir masyarakat Karimun atas kepiawaiannya dalam mengelola mobil kecilnya menjadi mobil seperti pada umunya. Namun kali ini warnanya tidak merah seperti yang sering kita lihat di jalanan atau di SPBU Poros. Warnanya berganti menjadi warna besi tua yang berkarat.

Kembali pada cerita, pada saat kami berpapasan pada pukul jam 15.45 aku mendengar sebuah besi tua jatuh ke tanah sehingga suara nyaring tersebutlah membuat aku terkejut dan menoleh, bukan aku saja masyarakat di pinggiran jalan pun tersentak melihat apa yang sedang terjadi. Di amati dengan seksama ternyata besi tersebut adalah salah satu bagian mesin mobil tua bapak tadi yang jatuh.

Lama aku berhenti di depang gang minimarket My Mart, hanya untuk melihat apa yang akan dilakukan bapak tua itu. Saat ia keluar, aku merasakan rasa simpati yang sungguh teramat dalam. Dengan kondisi anggota tubuh yang jauh dari kata sempurna tak membuat ia malu untuk memperbaiki mobil tuanya. Hati ku semakin miris saatnya ia menyebrang sendirian hanya dengan kaki yang tidak sempurna tersebut. Tampaknya ia menuju ke bengkel yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Akhirnya, aku merasa lega setelah beberapa warga datang ingin membantunya. Dan aku pun pulang ketika hasrat untuk membagikan cerita ini di dalam blogku terwujud.

Kemudian untuk menutup akhir cerita ini, ada kalanya kita merenung sejenak hikmah dari cerita di atas. Bahwa seorang Muslim hendaknya berupaya untuk membantu Muslim lainnya. Membantu bisa dengan ilmu, harta, bimbingan, nasehat, saran yang baik, dengan tenaga dan lainnya.



Posting Komentar

1 Komentar

  1. maaf pak, saya baca cerita bapak kita harus sling tolong menolng... sedangkan posisi bpak disitu amatlah dekat dgn sibapak,.dan menjadi pertanyaan saya, kenapa bapak tidak ikut serta menolongnya, hanya melihat dan mengamati saja. Terima kasih pak

    BalasHapus