Menghargai Proses Secara Tidak Langsung Hasil Telah Terbeli (Menulis 1)


“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga” (HR. Muslim)

Kalau dipikir-pikir untuk menuangkan gagasan atau ide kita dalam sebuah tulisan itu susah, dan tidak gampang. Tapi, apakah memang demikian? TIDAK, sejatinya, menulis sangat mudah, asalkan kita mau mengeksplor semua apa yang ada dalam pikiran kita, mencoba menuangkan seluruh ide yang kita punya, yang akhirnya membentuk 'lakon" yang menarik.

Memang menulis dituntut untuk mempunyai keahlian, kecakapan, dan kecerdasan. Namun, hal demikian hanya metode klasik yang sering digembor--gemborkan oleh mereka, para pecandu "methode" menulis, katanya itu syarat untuk menjadi penulis yang handal. TIDAK!! Salah besar.!

Syarat utama untuk jadi penulis cuman satu, asalkan kita hapal huruf-huruf alphabet "A sampai Z", kita sudah memenuhi syarat untuk jadi seorang penulis, karena ketika kita sudah hafal itu di luar kepala kita. Otomatis kita sudah bisa membaca dan menulis, sudah sangat, sangat, dan sangat cukup sebagai perangkat dasar manusia, untuk memulai karir sebagai penulis.

Selain itu, syarat utama yang lain adalah penulis harus menguasai bahasa manusia, entah itu bahasa indonesia, bahasa melayu, bahasa jawa, bahasa batak, bahasa inggris, atau apalah bentuknya.

Ketika kita sudah memenuhi dua kriteria tersebut, maka kita sebenarnya telah mampu untuk menulis. sebagai bukti: Menulis SMS, Menulis email, Menulis Status di Facebook, Chating, dan teman-temannya. Nah, model tulisan tersebut adalah gambaran bahwa manusia sesungguhnya punya bakat semua untuk menjadi penulis. Pasti dalam hal ini, akan terlontar pernyataan, "Gaya penulisan itu kan tidak masuk kategori dalam penulisan buku (ilmiah, novel, cerpen, dan sebagainya), jadi harusnya dibedakan, mana tulisan sehari-hari, mana tulisan yang benar-benar tulisan?".

Memang demikian. Tapi, Apakah kita akan mampu menulis, jika kita tak hapal A-Z, apakah kita mampu untuk menulis jika kita tak menguasai bahasa manusia? Semua orang pasti akan serempak menjawa, "IYA". Lantas apa hubungannya dengan yang tadi di contohkan (SMS, Chat, Surat, dan sebagainya)? Jawabnya, model tulisan SMS, Chat, dan surat--tidak bisa dipungkiri, tulisan macam itu terlahir dari pikiran dan rasa yang ada dalam diri kita. Karena dalam menulis apapun, sudah pasti kita dipaksa untuk berpikir.

Nah, berangat dari situ--untuk penghantar sebagai penulis, sejatinya kalian sudah memenuhi kriteria dan syaratnya, tinggal dikembangkan saja. Asalkan kita mau berproses, pasti bisa menulis. Lantas apa yang harus kita tulis sebagai langkah awal?

Permulaan, kita menulis jangan dulu yang susah-susah, coba kita cari tema yang benar-benar kita kuasai, apapun itu temanya--entah hobi kita, kebiasaan kita, biodata kita, dan sebagainya yang kita pahami. Pada saat proses menulis, sebaiknya kita jangn dulu membacanya, sebelum kita menganggap bahwa tulisan kita telah selesai, yang ditakutkan, kalau baru satu kalimat atau satu paragraf lalu kita baca, pasti kita akan merasa tidak sesuai dan jelek. Secara otomatis kita akan menghapusnya, dan hapus, serta hapus terus.

Maka, apa yang kita tulis tidak akan pernah selesai, oleh karena itu alangkah baiknya jika pada saat kita menulis sebagai pemula, jangan dulu kita baca sebelum kita merasa bahwa tulisan yang sedang kita tulis benar-benar selesai. Nah, setelah selesai semuanya, baru tulisan kita edit, mana yang tidak sesuai dan tidak nyambung, bisa langsung kita ganti, dan begitu seterusnya. Di samping itu, agar kita selalu istiqomah atau konsisten dalam menulis, sebaiknya dalam mengasah kreativitas kita menulis, kita membuat target, semisal: 1 hari 1 halaman, maka 1 bulan kita bisa dapat 30 halaman, hitung saja jika 3 bulan kita sudah dapat berapa halaman. Tetapi, kalau kita ingin terus memperbanyak target halaman dalam satu bulan, kita bisa menaikan target itu menjadi 2/3 halaman dalam satu hari, mungkin bisa lebih.

Bisa ditarik kesimpulan, kalau semisal kita mau memanfaatkan hari dan waktu yang kita punya, serta memperdayagunakan setiap kata yang kita keluarkan dari mulut kita, atau mau memanfaatkan semua pikiran kita dalam setiap kata dan tulisan, maka tidak menutup kemungkinan kreatifitas kita dalam menulis akan benar-benar terukir, dan akhirnya kita menjadi penulis yang profesional.

Perlu di ingat, bahwa tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Takdir bisa kita rubah dengan sebuah usaha yang maksimal, dan usaha itu disebut dengan proses, so sebagai makhluk yang selalu bersyukur seyogyanya proses itu dinikmati, jangan sampai patah semangat hanya karena tulisan yang dibuat tak kunjung seperti yang diharapkan. Dan jangan sampai berfikir bahwa ingin sesuatu secara instan, karena proseslah yang akan menjadi guru terbaik dalam kehidupan manusia.

Selamat menulis :)

Posting Komentar

0 Komentar