Semua negara di dunia mengakui indonesia kaya akan alam rayanya. Namun indonesia terlihat miskin ketika berapa uang yang dipegang. Selama ini SDM-lah yang mempengaruhi miskin tidaknya suatu negara, karena ia yang mengelola dan mengatur alam, sistem, sosialnya, dan sebagainya.
Nah dalam kasus ini, apakah kita sudah pandai mengelola alam sendiri? Rasanya belum sebab kita masyarakat indonesia cenderung tidak bersabar.
Ingin mendapatkan uang cepat dengan mempersilahkan berdirinya perusahaan asing untuk membantu perekonomian bangsa, lapangan pekerjaan bertumbuh subur. Lalu yang paling menariknya lagi dana hibah selalu hadir dikala indonesia goyah dengan gejolak perekonomiannya.
Secara tidak sadar kita tetap saja menjadi babu, bahkan selamanya. Walau semua persoalan kesenjangan teratasi, ini saja tidak cukup untuk menjadikan bangsa indonesia menjadi sebuah bangsa yang mandiri.
Rakyat terus saja menjadi bangsa pekerja, bukan bangsa pencetus suatu ilmu yang mutakhir. Khususnya dibidang ilmu teknologi modern. Seharusnya kita menolak semacam ini, kecuali dengan syarat mereka orang asing ingin mentransferkan ilmu-ilmu teknologi mereka ke pada kita. Hanya dengan ini kita bisa maju, keras sedikit tidak masalah. Contohi gaya Korut, Kuba, dan Iran yang sedang menuju kesuksesannya dibidang nuklir. Barulah kita lunak dengan mereka setelah berhasil mencuri ilmu teknologi tersebut.
Yang penting strategi untuk memajukan bangsa haus dipakai bukan strategi untuk memajukan perut sendiri. Jadi bersabar dalam bernegara perlu kita tunjukan dengan hal yang satu ini.
Yang penting strategi untuk memajukan bangsa haus dipakai bukan strategi untuk memajukan perut sendiri. Jadi bersabar dalam bernegara perlu kita tunjukan dengan hal yang satu ini.
0 Komentar