Tidak Eksisnya Tuhan Berarti Keadilan Untuk Seluruh Manusia Di Dunia


Bagi manusia yang beragama ungkapan bahwa Tuhan itu maha adil sudah menjadi salah satu roh dalam berkehidupan mereka, mencari jodoh, rezeki, maupun nilai kuliah semua berpatokan dengan ungkapan “ah Tuhan itu pasti adil”. Kemudian korelasi dengan perkataan “tiada hasil yang mengkhianati usaha” yang telah menjadi hits dalam status di media sosial anak ABG kini kian menjadi suatu tolak ukur yang baik untuk menilai rasa adil Tuhan, selalu bersemangat menjalani hidup baik susah maupun senang. Itu la Adil sebuah kata yang berarti sama (tidak dibeda-bedakan).

Di salah satu artikel, saya pernah mengungkit rasa keadilan yang diberikan oleh Tuhan jauh melebihi dari hakim (manusia).  Mengingat manusia adalah tempat salah dan khilaf yang artinya tidak ada yang namanya sempurna di mata Tuhan karena hanya-Nyalah yang patut kita berikan kata sempurna. Nabi-nabi besar sekali pun di setiap agama tidak pantas dikatakan sempurna di hadapan-Nya, namun tidak menutup kemungkinan di mata kita.

Kembali ke rasa adil, mencermati keadilan di dunia ini indah rasanya bila kita menyinggung keadilan yang diberikan oleh Tuhan. Dalam konteks agama ingin saya katakan. Adilkah tuhan bila berwujud? lalu bagaimana dengan manusia yang buta, apakah ia bisa melihat sebagaimana temannya yang dapat melihat Tuhan? Ada 4 indera berada di tubuh manusia –Indra perasa tidak termasuk- yang semuanya sampai zaman modern ini tidak dapat manusia kembangkan menjadi alat untuk melihat, mendengar, mencium dan meraba zat-Nya. Bayangkan saja bila dari manusia diciptakannya terdapat yang tidak memiliki salah satu dari indra tersebut? Sangat logika jika tujuan Tuhan tidak ingin eksis adalah untuk mengisyaratkan bahwa maha adil yang dimiliki-Nya adalah keadilan yang paling Agung (Tinggi dari segala keadilan yang ada di dunia).

Posting Komentar

0 Komentar